Kamis, 11 Maret 2010

Pembinaan Rohani Hindu


09.00 wita,Pembinaan rohani Hindu di Pura Agung Jagadnatha Denpasar,dengan judul, "Tahun Baru Saka Kaitannya dengan Perayaan Nyepi", Sebagai pendharmawacana adalah Bapak Drs. I Ketut Wiana, M.Ag. Jumlah anggota Makodam IX/udayana dan Dinas jawatan Segarnizun Denpasar yang hadir Lebih kurang 1000 orang. Hari raya Nyepi adalah untuk memperingati Tahun baru saka yang setiap tahunnya jatuh tanggal apisan (1) sasih kedasa, sistem penanggalan atau kalender Hindu terjadi dari penggabungan peredaran Bulan mengelilingi Bumi (lunar sistem) dan Bumi mengelilingi matahari ( solar sistem), agama- agama selain HIndu ada yang hanya memakai lunar sistem atau hanya solar sistem. Nyepi pada tahun ini tanggal 1 sasih kedasa tahun saka 1932, atau tanggal 16 maret 2010 (tahun masehi). Rangkaian perayaan Nyepi diawali dengan adanya acara Mekiyis (melis), biasanya dilaksanakan tiga hari sebelum Nyepi yaitu para kerama Hindu masing- masing banjar di Bali pergi ke Segara atau kesumber air dengan mengusung Pralingga- Pralingga, Pratima- Pratima, Tapakan- Tapakan Ida Bhatara-Bhatari, maksudnya untuk melenyapkan segala leteh atau kekotoran agar semuanya menjadi suci, selanjutnya mengambil Tirtha Amertha di tengah Samudera (anganyut aken ikang letuh kabeh, angamet aken Tirtha Amertha ring tengahing samudera), dengan mekiyis ini segala leteh atau kekotoran yang ada di Bhuwana agung dan Bhuwana alit akan berkurang atau lenyap serta semuanya menjadi suci. Selanjutnya sehari sebelum Nyepi dilaksanakanlah Upacara Pengerupukan yaitu pada Tilem Kesanga dilaksanakan Tawur Kesanga atau pecaruan Agung dilaksanakan mulai di rumah tangga masing- masing kerama Hindu dengan nasi tawur caru paling sederhana, tingkat Banjar Pekraman, Desa Kecamatan, Kabupaten, Kota, Propinsi, Bahkan Kalau Bisa Tingkat Nasional yang sudah tentu alat-alat (upakaranya) bertambah lebih besar. Upacara Pecaruan Agung ini (Tawur kesanga) bertujuan menetralisir kekuatan- kekuatan negatip yang diwujudkan dalam bentuk Bhuta Kala, sehingga dibuatlah Ogoh- ogoh sebagai perwujudan Bhuta Kala, ogoh- ogoh ini setelah disomyo sehingga menjadi roh suci, perwujudan dalam bentuk Bhuta kala Agar dipralina jangan disimpan dibale Banjar (menurut Mangku Krisnayana). Selanjutnya sehari setelah pengerupukan melaksanakan Bherata Penyepian (catur Bherata Penyepian) yaitu Amati gni, amati lelanguan, amati lelungan, dan amati karya. Pada hari Nyepi bagi umat hindu sangat detekankan untuk melaksanakan Upawasa (tidak makan minun),Tapa, Bherata, Yoga, Semadi wajib benar- benar dilaksanakan dan diamalkan.

10.00 wita, dilanjutkan dengan persembahyangan diawali dengan Puja Tri Sadhya, keraning Sembah, nunas Tirtha dan Paramasanti, dipimpin oleh Mangku Krisnayana (i wayan purwita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar