Senin, 12 Mei 2014

SODASA RSI (ORANG SUCI YANG MENGETAHUI ENAM BELAS PERTEMUAN SUAMI ISTERI)

                                                                               
                                     
                                     
                Bila kita amati kehidupan di  dunia ini adalah memang benar penuh dengan suka, duka, lara, dan pada akhirnya pati (mati). Suka dan duka silih berganti akan datang kepada kita tanpa kita undang sebelumnya. Maka dari itu kita harus memiliki hati sabardan tawakal terhadap apa yang datang pada diri kita , namun demkian tentunya bukan menyerah begitu saja, tapi harus berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Kesemuanya itu telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa, kita sebagai manusia hanya melaksanakan saja.Setiap manusia tidak luput dari empat lingkaran hidup ini  (suka, duka, lara,dan pati).

               Para pembaca yang berbahagia, berikut ini penulis mengetengahkan topik pembahasan tentang "Sodasa Rsi",sebagai berikut :Sad artinya enam, Dasa artinya sepuluh, dan Rsi artinya orang yang mengetahui. Jadi Sodasa Rsi artinya adalah Orang yang mengetahui "Enam Belas Pertemuan antara Suami Isteri". Adapun syarat untuk mengetahui bagaimana nasib  pertemuan dari pada Suam Isteri tersebut harus berdasarkan hari lahirnya masing- masing terus dihitung Neptunya (uripnya) dari :PancaWara, Sad Wara, dan Sapta Wara. Kesemuanya itu di jumlahkan uripnya/ neptunya kemudian baru dibagi dengan bilangan 16, artinya angka 16 itu dipakai sebagai titik pertemuan.

               Bilamana di dalam pembagian terdapat sisa sebagai berikut :
 Sisa 1, artinya Nemu 1, maksudnya sisa satu tersebut kehidupan rumah tangganya mempunyai alamat baik. Brahmana Yoninya, gemar memujabertapa bhrata, dan penghidupannya adalah "Berdagang".

Sisa 2, artinya Tiwas Padiwasa, disini kehidupan rumah tangganya selalu akan sedih hatinya, selalu menderita sengsara, dan kemudian akan bercerai.

Sisa 3, adalah Tiga Pemasah, artinya tidak pernah berkata sepakat, selalu bertentangan, suasana  rumah tangganya keruh serta ada saja problem dalam rumah tangganya.

Sisa 4, artinya Catur Gada, disini Sang isteri berkuasa dalam rumah tangganya, sang suami kalah dan benar- benar di bawah perintah isterinya.

Sisa 5Werdhi Wekasan, artinya suami isteri selalu berkasih- kasihan dalam kehidupan rumah tangganya, rumah tangga terasa tenang dan nyaman, karena adanya pengertian antara kedua belah fihak.

Sisa 6, artinya Halakarma, bercerai atau salah satu meninggal dunia, tidak tenang dalam rumah tangga, kurang rasa cinta antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menyelamatkannya harus dengan selalu berbuat yang serba suci, dan mendalami ajaran Agama.

Sisa 7Hala Pasukarma, artinya ini adalah baik pertemuannya, kemana dia pergi akan selamat, selalu bahagia tidak kurang apa- apa, biasanya orang ini kaya akan emas dan perak, tetapi setelah bercucu akan meninggal dunia.

Sisa 8, Tatametan Maka Patemu, artinya menjadi sengsara terus- menerus tidak urung anak dan cucu akan meninggal, karenanya ini jelek, selama bersuami isteri selalu bersedih hati, sang suami tidak cinta dengan isterinya, sehingga akan terjadi perceraian.

Sisa 9, Hala Kegeringan, artinya tidak patut dipertemukan, gila- gilaan anaknya seolah- olah terkutuk, suami kurang hawa napsunya.

Sisa 10, Nari Uttama, artinya sang suami tunduk kepada sang isteri, suami dibawah perintah isteri, segala pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh suami, karena isteri menjadi raja.

Sisa 11, Sri Emas, artinya inilah yang selalu baik sekali, kaya raya, anaknya banyak dan semua menjadi senang, hartanya banyak, makanya disenangi oleh sanak famili, dan masyarakat.

Sisa 12, Halahayu, artinya Gung Phalanya Sang isteri hormat atau bhakti kepada Suaminya, tidak pernah curang kemana dia/ suaminya pergi selalu bersama isteri, karena setia dan cinta.

Sisa 13, Sungagatan, artinya keluarga menjauh, banyak hal yang aneh-aneh, keluarga ini akan menjadi kaya raya, tetapi bahayanaya akan mati mendadak. Bila panjang umur, rumah tangga ini akan menjadi makmur dan selamanya bersuka- sukaan.

Sisa 14, Hala Tukar Tan Patut Bijakta Mapasah, artinya ditinggal oleh famili silaki, mereka akan menjadi miskin karena ksalahn besar, siperempuan tidak sabar selalu berselisih pendapat dan sang laki- laki ditaklukkan oleh isterinya.

Sisa 15, sisa ini disebut Patut Siddha Karya Hayu, artinya hidup rumah tangganya selalu gembira karena segala usaha dan pekerjaannya beruntung besar. Anak- anaknya berhasil dalam mengejar cita- cita, pembentukan rumah tangganya berhasil.

Sisa 16, Hala tukaran yang artinya, apa yang dikatakan oleh si laki tidak dimufakati oleh isterinya,demikian , pula sebaliknya apa yang dikatakan oleh si perempua selalu disalahkan oleh sang suami, segala pekerjaan selalu gagal dan tidak ada ketenteraman dalam membina rumah tangga.

          Berikut ini penulis akan mmemberikan sebuah contoh :
Seorang peria bernama Rama lahir hari selasa Keliwon wuku Tambir, sad waranya adalah Urukung. Marilah kita hitung beberapa urip/ neptunya, Selasa=3, Keliwon=8, dan Urukung=5, Jumlahnya=3+8+5=16. Rama memperisterikan gadis cantik bernama Sita yang lahir pada hari Rabu Keliwon wuku Matal sad waranya jatuh pada Maulu, maka marilah kita hitung urip/ neptunya :Rabu=7,Keliwon=8, dan Maulu=3, Jumlahnya: 7+8+3=18. Sekarang barulah kita jumlahkan urip Rama dengan Sita adalah :16+18=34. Nah untuk mengetahui Patemon Sodasa Rsi nya maka :34:16=2 sisa 2. Jadi pertemuan antara Rama dengan Sita itu disebut temu 2 (dua). Mengenai bagaimana artinya ? kami persilahkan untuk melihat daftar tersebut diatas.

          Urip/ neptu Panca wara, Sad wara, dan Sapta wara :

Urip/neptu Panca wara sebagai berikut :
          1. Umanis          =5
          2. Pahing           =9
          3. Pon               =7
          4.Wage             =4
          5. Keliwon        =8

Urip/neptu Sad wara sebagaiberkut :
          1. Tungleh         =7
          2. Haryang        =6
          3. Wurukung     =5
          4. Paniron         =8
          5. Was             =9
          6. Maulu           =3

Urip/neptu Sapta wara sebagai berikut :
          1. Redite          =5
          2. Some           =4
          3. anggara        =3
          4. Budha          =7
          5.Wrehaspati    =8
          6. Sukra           =6
          7. saniscara      =9

          Demikian sekelumit tentang pengertian dari pada akibat yang akan di jumpai bila perkawinan dilangsungkan antara laki- laki dengan perempuan, bila dijumlahkan urip/neptunya Panca wara, Sad wara, dan Sapta wara kedua belah fihak lalu dibagi dengan bilangan 16,
tentunya akan ada yang memperoleh sisa yang artinya baik ataupun buruk, dan bagi yang kebetulan memperoleh arti yang buruk serta kurang berkenan di hati, kami sarankan janganlah berkecil hati, hendaknya berusaha berfikir, berbicara, dan berbuat sebaik mungkin, ingat kita harus mempunyai tabungan karma yang baik sebanyak mungkin, apa yang kita terima sekarang adalah hasil perbuatan (karma) kita pada kelahiran dahulu, dan hasil perbuatan sekarang, bisa kita terima sekarang atau pada kelahiran yang akan datang, bila sekarang kita berbuat baik, di kehidupan yang akan datang pasti akan lebih baik dari kehidupan sekarang, atau bisa saja penderitaan sekarang bisa dilebur menjadi keselamatan dan kebahagiaan, oleh karena itu ingatlah Sanghyang Widhi Wasa, sembahyanglah pagi, siang, dan senja hari, sebut nama Hyang Widhi sebanyak- banyaknya, beliau mempunyai ribuan nama (sahasra nama),  agar tidak terjadi hal- hal buruk yang tidak kita inginkan. Kami sudah mencocokkan dengan beberapa kasus percekcokan antara suami isteri yang telah terjadi, sebagian besar hasil perjodohannya menunjukkan sisa yang nilainya kurang baik. Untuk itu kami menghimbau, khususnya bagi yang belum kawin/ belum berumah tangga, sebaiknya agar mencari pertemuan yang dianggap menghasilkan nilai sisa (pertemuan) yang baik, karena ini sudah merupakan modal dasar dalam membina rumah tangga yang bahagia dan sejahtera. Memang jodoh itu di tangan Tuhan namun bila kita tidak berusaha niscaya akan mendapat jodoh yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Bagi pembaca yang kurang jelas tentang uraian ini, kami bersedia mencarikan pemecahannya, mendiskusikannya dan mencarikan jalan yang terbaik.
       
          Akhirnya semoga dengan uraian ini para pembaca yang saya hormati, mendapat suatu gambaran tentang suasana keluarga, hubungan antara suami isteri, demi masa depan yang bahagia sejahtera.(iwp-mangkukris 10052014).

          AWIGHNAMASTU... OM SANTIH..SANTIH...SANTIH OM

         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar