Rabu, 21 Juli 2010

MEMAKNAI AJARAN TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI




Ibu Dra. Ni Made Sriarwati, dari Departemen Agama Provinsi Bali, memberikan pembinaan rohani Hindu kepada lebih kurang 700 orang personil Kodam IX/ Udayana se Garnizun Denpasar, di Pura Agung Jagadnatha Denpasar, Rabu (21/7).
Judul dharmawacananya adalah, "Memaknai Ajaran Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari hari".Tri Hita Karana artinya, tiga hal yang menyebabkan kita selamat atau rahayu, ini adalah ajaran Agama Hindu, tetapi berlaku secara universal, sebab siapapun kalau melaksanakan ajaran ini dalam hidupnya akan tertata dengan baik, hidupnya akan penuh dengan disiplin, hidupnya akan sesuai dengan aturan- aturan yang berlaku untuk keselamatan semua, kita akan menempatkan diri sesuai dengan aturan- aturan Tri Mandala/ Tri Angga, yaitu kita akan mampu membedakan mana kepala, badan dan kaki, artinya kita di dalam menjalani hidup ini sesuai dengan hak dan kewajiban kita, mana yang boleh kita lakukan dan mana yang tidak boleh kita lakukan, dan apabila di dalam masyarakat kita banyak terjadi perbuatan- perbuatan yang melanggar aturan ajaran Agama kita (Hindu), kehidupan akan semakin kacau.
Ajaran Tri Hita Karana, menurut Ibu Sriarwati yang juga sebagai dosen agama Hindu di beberapa Perguruan Tinggi Hindu, terdiri dari :Pertama adalaParhyangan, yaitu hubungan kita dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa, dalam bhuwana agung di Desa Pakraman misalnya berupa Kahyangan Tiga (Pura), di dalam pekarangan kita disebut Merajan, sanggah, Paibon (gedong bata), disini tempat kita untuk menyembah Tuhan untuk kita mendapatkan keselamatan, Merajan ataupun Paibon adalah kawitan kita untuk menyampaikan Bhakti kita kepada Hyang Widhi yang paling dekat, dan ini adalah sebagai Uttama Mandala, di dalam diri kita pun ada Tri Hita Karana, kita harus selalu dekat dengan Hyang Widhi dan selalu menyebut nama beliau, dan mengingatnya kita pasti akan selamat didalam hidup dan kehidupan ini yang penuh dengan tantangan dan bila kita salah menyikapinya pikiran akan tidak terkendali bisa kita terjebak kedalam lembah dosa, oleh karena itu sembahlah Hyang Widhi dengan segala manifestasinya. Kedua, adalah Pawongan, adalah keharmonisan hidup antara sesama manusia, warga, ataupun semua makhluk hidup, kalau didalam masyarakat atau Desa Pakraman, kita harus rukun atar krama Banjar, saling membantu, jangan melanggar aturan- aturan adat dan Agama sehingga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, didalam rumah tangga Suatu pekarangan para anggota rumah tangga harus mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya masing- masing saling membatu, harus ada yang mampu mengalah bila ada perselisihan dan memcari jalan tengah yang terbaik dan jangan lupa selalu sembahyang dimerajan, dekat dengan leluhur, kawitan, dan selanjutnya. Ketiga adalah Palemahan, kita harus serasi dan harmonis dengan lingkungan, yang terdiri dari wilayah kita misalnya Desa Pakraman batas wilayah harus jelas, pohon-pohon jangan dihabiskan
/detebangi, malahan harus ada gerakan penanaman pohon kembali, lahan- lahan yang gundul harus dihutankan, sehingga tidak terjadi bencana atau banjir bila musim hujan tiba.
Akhirnya marilah kita sebagai umat Hindu yang satu- satunya agama memiliki ajaran Tri Hita Karana, laksanakan ajaran tersebut dalam hidup dan kehidupan ini, sehingga global warning dapat terjawab.
AWIGHNAMASTU, NAMASTE.


1 komentar:

  1. OM Swastyastu,
    Bener pak mari kita sebagai umat Hindu mempedomani ajaran Tri Hita Karana, jangan sampai kita yang memiliki ajaran luhur tetapi kita sendiri mengingkarinya, suksma.

    BalasHapus