Kamis, 30 Desember 2010

SIWARATRI MERUPAKAN JALAN UNTUK MENUJU PEMBEBASAN




Bintaldam IX/ udayana melaksanakan Pembinaan Rohani Hindu, dan melaksanakan do'a dalam Rangka menyambut Tahun baru 2011, dan pelaksanaan Siwaratri pada Tilem Kapitu tahun masehi 2011, dikuti oleh para personil baik sipil maupun militer Kodam IX/ Udayana segarnizun Denpasar, bertempat di Pura Agung Jagadnatha Denpasar, sebagi pendharmawacana adalah Bapak Mayor Caj Drs. I gusti Nyoman Japi. Dengan judul, "Siwaratri Merupakan Jalan Untuk Menuju Pembebasan". Kamis (30/12).
Siwaratri menurut lontar Siwaratri Kalpa diperingati setiap Tahun yaitu pada, "Catur Dasi Kresna Paksha Tileming Kapitu" artinya pada panglong ping 14 tilem sasih kapitu, atau 14 hari setelah bulan pernama sasih kapitu. Kalau kita perhatikan dalam satu tahun ada 12 tilem, tilem Kapitu adalah kedudukan bulan yang paling gelap, dari kedudukan kita di bhumi ini, dan pada saat ini bila tidak berhati- hati kita akan dikuasai oleh peteng pitu (sapta timira), oleh karena itu kita harus melaksanakan bhrata atau pengendalian diri bermiditasi menyembah Tuhan (Siwa). Petunjuk dalam melaksanakan Siwaratri dapat kita ambil hikmahnya dari cerita Lubdaka, yang disusun oleh Mpu Tanakung, Lubdaka adalah sosok Manusia pekerjaannya membunuh binatang- binatang, karena dia seoarang pemburu, didalam ajaran Hindu menyatakan pekerjaan seorang pembunuh makhluk binatang tanpa tujuan suci adalah dosa (Himsakarma), tetapi dosa- dosa Lubdaka dihapuskan atau dimaafkan oleh Tuhan (Siwa), karena Lubdaka pada hari Tilem Kapitu telah melakukan penebusan dosa dengan melaksanakan Bhrata Siwaratri, yaitu setelah seharian berburu binatang Lubdaka tidak mendapatkan binatang buruan, sehingga bermalam ditengah hutan, supaya tidak dimangsa binatang buas, Lubdaka beristirahat diatas pohon Bila, dan supaya tidak mengantuk takut jatuh dari atas pohon Lubdaka memetik- metik daun Bila tersebut dijatuhkanya kedalam telaga yang kebetulan disana ada Lingga. Sebagaimana kita ketahui Lingga adalah perwujudan Tuhan sebagai Siwa, daun- daun bila yang dipetik oleh Lubdaka secara tidak sengaja semuanya jatuh di Lingga tersebut yang disana ada Tuhan dalam wujud Siwa yang sedang bermeditasi dan di tanggapinya oleh Siwa ada seorang Bhakta bernama Lubdaka menyampaikan persembahan kepada beliau dan mampu mengatasi hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang sangat berat. Lubdaka telah berhasil melaksanakan Jagra (tidak tidur semalam suntuk dan menyembah Siwa dengan menjatuhkan daun- daun Bila ke Lingga tersebut), Monabhrata(tidak mengumbar kata- kata atau tidak berbicara yang tidak perlu atau suci), Upawasa (karena Lubdaka pada saat itu tidak ada makan apa- apa, atau menahan lapar/ puasa). Akhirnya Lubdaka setelah meninggal masuk ke Siwa Loka, dosa- dosanya sebagai pembunuh binatang /pemburu dibebaskan oleh Tuhan (Siwa), karena Lubdaka telah melaksanakan Bhrata Siwaratri ( jagra, mona bhrata, dan upawasa) tepat pada Tileming sasih Kapitu.
Dari ceritera Lubdaka diatas, kita semua lahir ke dunia ini adalah sebagai pemburu ada pemburu kebenaran dan kesucian, ada yang tidak benar dan tidak suci. Semua perburuan ini akan menghadapi rintangan- rintangan dan akan bisa jatuh kelembah dosa. Daun- daun Bila atau don adalah sarana untuk mencapai tujuan, apabila sarana- sarana ini dapat kita gunakan dengan tepat pada tempat waktu dan keadaan kita sebagai pemburu akan sampai pada tujuan yaitu bebas dari dosa- dosa yang kita pernah perbuat sehingga akan menyatu ke jati diri kita yaitu Tuhan (Siwa). Disamping itu Mpu Tanakung menyatakan, bila kita Jagra (melek, begadang) dan menyembah Siwa pada malam Siwaratri, Siwa akan membebaskan dosa- dosa kita. Karena itu Pada hari Siwaratri, kita laksakan Bhrata Siwaratri, wujudkan lingga haturkan upakara- upakara, serta nama smaranam kepada Siwa.
Kesimpulannya : Ajaran Siwaratri adalah menumbuhkan kesadaran, karena ada kemungkinan kita penuh dosa, sehingga kita sadar harus di tebus dengan berbuat baik dan menyembah Tuhan (Siwa). Ajaran Siwaratri memberikan motivasi agar selalu sadar dan terhindar dari perbuatan- perbuatan asubhakarma. Ajaran Siwaratri menghindarkan keputus asaan dalam menhadapi hidup dan kehidupan ini. Dan sebagai jalan untuk bertobat, sehingga Moksartham jagadhitaya ca iti dharma yang merupakan tujuan Agama Hindu senantiasa akan tercapai.
Om Ksamaswamam... Namaste...Om